Mojokerto, Pojok Telu
Dilansir dari Wikipedia, Haul merupakan tradisi peringatan kematian seseorang yang diadakan setahun sekali dengan tujuan mendoakan ahli kubur agar semua amal ibadah yang dilakukannya diterima Allah sekaligus mengenang keteladanan semasa hidup dari tokoh yang diperingati tersebut.
Selain sebagai peringatan, Haul juga sebagai tanda bakti dan mengenang jasa orang-orang yang berjasa. Salah satunya terjadi di Desa Kunjorowesi Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto, Selasa (15/11/2022).
Guna mengenang jasa ulama ulama besar islam, Suhadi juga memperingati Haul sang guru yakni Habib Alwi Alaydrus Bin Salam Malang dengan bersholawat bersama, Santunan untuk 60 anak Yatim Piatu dan tausiah dari Habib Umar Assegaf Pasuruan.
Dalam pengajian Maulid Akbar sekaligus Haul tersebut dihadiri 2000 orang, Nampak hadir juga Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto Dr. H. Muhammad Al-Barra, Lc, M. Hum. Alim ulama dan tokoh agama berkumpul bersama.
Suhadi Menuturkan acara tersebut adalah Haul Pertama Habib Alwi Alaydrus yang pertama kalinya boleh diselenggarakan .
"Sebelumnya kami murid-murid Habib Alwi Alaydrus Bin Salam tidak diperkenankan mengadakan Acara Haul dulu. Akan tetapi alhamdulillah kemarin haul ke-27 kami murid muridnya diperkenankan mengadakan haul guna mengenang jasa beliau," Ujar Suhadi selaku penyelenggara acara.
 |
| Santunan 60 yatim piatu dalam peringatan Maulid Akbar |
"Ini haul ke-28 beliau kami selenggarakan di Desa Kunjorowesi Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto. Alhamdulillah antusiasme masyarakat sangat luar biasa, banyak iringan doa dan kita bersholawat bersama," Tambahnya.
Sebagai wujud tawadhu'nya kepada sang guru, Suhadi juga berharap terus dapat mengenang jasa jasa para ulama ulama besar yang telah berjuang mengajarkan ajaran Islam.
Habib Alwi Alaydrus Wafat pada 19 September 1995. Ulama kelahiran Malang tersebut. Nama Habib Alwi sudah tak asing di dengar oleh Masyarakat Kabupaten mapupun Kota Malang karena kealiman ilmunya, dikenal sebagai ulama ahli fiqih dan berkarismatik. Ustadz Alwi ini sangat disegani, tidak hanya para habaib, kiai, ustadz, dan tokoh masyarakat, tapi para pejabat. Karenanya, beliau dijadikan panutan dalam menentukan suatu hukum Islam yang berkembang saat itu.(Tom)
