Pasuruan, Pojok Telu
Ruwat desa, merupakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang kita, Tradisi ini sebagai bentuk wujud rasa syukur seluruh warga atas limpahan rohmat, nikmat dan rejeki yang diberikan oleh Alloh Swt, dan berdo'a agar segala hal buruk dijauhkan dari desa ini dan berharap agar masyarakat desa tersebut dapat hidup makmur, damai, aman, dan tentram.
Desa Kejapanan mengadakan Ruwatan pada hari sabtu dan minggu, 13/11/22. Dalam 2 hari berturut-turut dengan berbagai macam kegiatan mulai dari UMKM, panggung hiburan Orkes Dangdut, hingga nanggap Ludruk, namun sayang warga kurang antusias, dalam acara 2 hari tersebut, terkesan amburadul, mulai dari tempat UMKM yang tidak tertata rapi hingga lantai berserakan banyak daun-daun rumput yang kering berserakan serta dongkel bekas rumput gajah yang masih banyak tersisa sehingga sangat membahayakan bagi warga pasalnya banyak dongkel yang mengenai kaki mengunjung.
Dalam pidatonya Kades Rendy Saputra mengatakan bahwa, "perangkat desa kejapanan sangat solid dan saling bahu membahu, hal ini dikatakannya tidak sesuai dengan fakta yang ada dilapanagan, dari pantauan media Pojok Telu para undangan tidak seberapa ada, yang ada hanya salah satu anggota Dewan dari partai Gerindra H Ilyas S.H. bersama istrinya, sekcam Gempol Hj Majidah, dan satu kepala desa dari sembersuko H Saiful ma'arif selebihnya tidak ada kades yang datang atau hadir dalam acara tersebut, lain dengan desa bulusari beberapa waktu yang lalu misalnya sangat ramai dan solid, bila dilihat dari penduduk desa kejapanan memiliki 20 ribu jumlah penduduk dan mestinya dalam acara tersebut warga meluber namun faktanya sak iprit yang datang, ini menunjukkan kurangnya antusiasme warga dalam acara ruwat desa kali ini.
Koramil dan bhabinkamtipmas pun datang namun lagi duduk-duduk nyantai di belakang sound sistem, tidak di persilahkan untuk duduk di tempat yang sudah di sediakan, karena tidak ada perangkat atau panitia yang mepersilahkan untuk duduk, setelah H Ilyas S.H. memberikan sambutan dan mempersilahkan duduk kepada salah satu anggota koramil dan bhabinkamtibmas baru kedua anggota tersebut menduduki tempat/kursi. Juadi seorang Sekdes yang tidak tanggap terhadap situasi acara ini, sehingga membiarkan 2 petugas yang ada di depannya tanpa di semanggakno (di persilahkan)
Beberapa kasun pun datang namun sepertinya hanya ingin menampakkan hidung saja, selebihnya kembali untuk pulang, tidak seperti panitia pada umunya dan tidak seperti desa yang lain bisa guyub saling membantu dan bahu membahu, ruwat desa kali ini desa kejapanan bisa di katakan gagal total, walaupun biaya yang di keluarkan banyak namun faktanya gagal total, menurut catatan pojok telu karena kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait sehingga beberapa perangkat acuh tak acuh tidak mau tau terkait dengan acara ruwat desa tersebut. (Ony).