Pasuruan, Pojok Telu
Bosan dengan bau busuk "KOYOK BATANG, warga tudan desa kemirisewu turun ke jalan, Aliran Sungai yang sebelumnya jernih, kini sungai Tanggul kembali tercemari yang di duga dari 11 perusahaan, warga Dusun Tudan, Desa Kemirisewu, Kabupaten Pasuruan turun ke jalan karena amarah yang tak terbendung. Dengan membentangkan puluhan sepanduk di sungai, mereka menolak aliran sungai di desanya di jadikan pembuangan limbah yang diduga di lakukan oleh 11 perusahaan di antaranya:
1. PT. Cs 2 Pola Sehat
2. PT. UJK KARYON
3. PT. NPS Inaco
4.PT. United Can
5.PT. Ultra Prima Abadi
6.PT. Behaestek
7.PT. ATI.
8.CV. Hikmah Bahagia Sakti
9.PT. King Dragon Net
10.PT. Finexco
11.PT. Setia Pesona Cipta
Karyanto salah satu tokoh masyarakat mengatakan, "Kami sudah tidak betah lagi dengan bau busuk seperti battang, yang di timbulkan dari sungai Tanggul, dulu sebelum berdirinya beberapa perusahaan di daerah kami, air sungai di Desa kami begitu jernih banyak warga yang beraktifitas di sungai ini, mulai dari mencuci pakaian, mandi dan banyak ikan-ikan yang hidup disini, namun sekarang seiring banyaknya perusahaan yang berdiri di Desa kami, mereka ramai-ramai membuang limbah dari hasil produksinya ke sungai sehingga air sungai tercemar". Ucap Karyanto.
Lebih lanjut karyano, "Kami menolak dan mohon segera dihentikan pembuangan limbah ke sungai dari 11 perusahaan tersebut, dan kami sudah muak dan bosan dengan bau busuk yang di suguhkan setiap hari yang di timbulkan, " pungkas Karyanto. Selasa (07/05/2022)
Ditempat yang sama beberapa ibu-ibu juga mengutarakan keluhanya, "jika selama ini perusahaan-perusahaan tersebut memang mempekerjakan warga Dusun Tudan namun hanya dipekerjakan sebagai tenaga outsorsing dan baru dua minggu di bekerjakan, sekarang sudah di liburkan".
"Warga sini memang ada yang bekerja namun sebagai tenaga harian jika di perlukan kami bekerja, jika tidak maka kami di liburkan, kami meminta kompensasi atau CSR kepada 11 perusahaan tersebut berupa air bersih, minimal satu galon tiap hari itu pun kami pergunakan untuk memasak, soalnya sumur kami sudah tak layak untuk di kosumsi karena sudah tercemari limbah industri, tiap hari dan kami juga meminta warga untuk dipekerjakan secara layak, bukan satu hari kerja besok sudah di liburkan," begitu pungkas ibu-ibu yang tidak mau di sebutkan namanya. (Ony).