Pasuruan, Pojok Telu
Menjelang Hari raya Idul Fitri banyak pengusaha, baik lokal maupun internasional, yang peduli terhadap lingkungan setempat, terutama di ingkungan pabrik karena tidak dapat dipungkiri dilingkungan pabrik itulah warga yang terdampak, mulai dari suara bissing hingga polusi, oleh karena itu banyak pengusaha berbagi rasa antar sesama, ada yang membagikan berupa materi/uang, ada pula yang membagikan dalam bentuk sembako, tentu berbagai macem bentuk isinya mulai dari, beras, minyak goreng, mi instan, sarden, gula/kopi, sirup, minuman kemasan dan makanan ringan, dan bantuan tersebut dikemas dalam satu kardus atau tas besar kemudian di bagikan kepada warga sekitar.
Namun hal ini tidak berlaku bagi perusahaan PT HADEKA FEEEMILL. Perusahaan besar yang di bawa naungan Sinar Mas Group milik Eka Cipta Wijaya (Alm) tersebut hanya membagikan 4 bungkus mie instant, untuk warga sekitar pabrik, padahal perusahaan tersebut merupakan pabrik besar, yang berdiri sejak tahun 1988. Dan Export ke Negara Jepang, melihat besarnya perusahaan dan nama yang di bawa tidak seimbang dengan jiwa sosialnya, sangat tidak berimbang dan "TERLALU" kata Rhoma, artinya terlalu pelit kata warga, karena moment tersebut hanya tiba satu tahun sekali, dan tidak kali ini saja warga Desa Legok, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, menerima bingkisan mie tersebut, tahun-tahun sebelumnya juga sama hanya 5 bungkus mie instant dari PT HADEKA FEEDMILL. Sekarang malah di turunkan menjadi 4 bungkus mie instant, bila di rupiah kan cuma 8 ribu rupiah di berikan setahun sekali "TERLAAAALUUUUU" Terlalu murah untuk menghargai warga Legok, dan muda-mudahan tahun depan tidak turun menjadi 3 bungkus.
Nah dari bantuan atau bingkisan dari PT HADEKA FEEDMILL. Inilah menjadi perbincangan masyarakat, baik ibu-ibu maupun Bapak-bapak yang lagi ngopi di pojok-pojok warung, karena sudah di anggap keterlaluan dengan apa yang di berikan, karena menurut masyarakat desa Legok tidak lazim dan tidak seperti perusahaan pada umumnya, yang ahirnya warga membandingkan antara PT Charon phokpant dan PT HADEKA FEEDMILL. Charon Pokpant berdiri di desa tetangga atau Desa Winong, namun tingkat sosialnya dalam radius 1 km warga mendapatkan bantuan telur yang kurang lebih isinya 2 kg. Dan warga tidak terdampak apa-apa, jiwa sosialnya libih tinggI dari PT HADEKA FEEDMIL.
Nurul yang tinggal di sebelah timur PT HADEKA FEEDMILL mengatakan, "Jujur sebenarnya malu menerima bingkisan dari PT HADEKA FEEDMILL ini yang cuma 4 bungkus mie instant tersebut, tapi ya gimana lagi wong di kasik, cuma ya kalo bisa yang pantas.....karena bila pabrik ini beroperasi tidak seimbang dengan bunyi suara bissing yang di keluarkan, karena sangat menggangu bila kita tidur, dan debu janggel jagung bila ini dipakai jemuran juga menimbulkan gatal-gatal di badan, gini kalo hari raya setahun sekali cuma di kasik 4 bungkus mie ini kan "TERLAAALU". Begitu pungkas Nurul kepada awak media pojok telu. (Ony).