Pasuruan, Pojok Telu
Awal Ramadhan tahun ini menjadikan tingkat hunian atau okupansi hotel di Pasuruan, menurun.
Rata-rata semua hotel di Pasuruan tak banyak dipesan oleh masyarakat yang ingin menginap di sana.
Ketua DPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pasuruan Raya Fuji Subagyo mengatakan, sebelum Ramadan, okupansi hotel sekitar 35 persen. Setelah masuk Ramadan, angkanya tersisa 5 sampai 10 persen.
”Langsung turun tingkat huniannya,” kata Subagyo melalui sambungan selulernya, jumat (08/04/2022) pagi.
Menurunnya jumlah pengunjung hotel memang sudah menjadi semacam tradisi bagi dunia perhotelan. Dimana setiap tahun selalu terjadi penurunan okupansi. Baik saat weekday maupun weekend. Termasuk, acara-acara rapat, pertemuan, dan sebagainya.
"Kalau awal ramadhan orang selalu ingin menghabiskan waktu di rumah saja," singkatnya.
Kondisi itu dialami hotel-hotel di kawasan wisata Tretes, Kecamatan Prigen. Juga, wilayah Bangil dan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Termasuk pula hotel di Kota Pasuruan. Kondisinya sama.
Meski demikian, tambah Subagyo, kondisi Ramadan pada 1433 H atau 2022 ini lebih mendingan daripada tahun lalu, 2021. Saat itu, pandemi masih sangat terasa. Ada beragam pembatasan. Okupansi rendah sekali.
Sekarang relatif masih ada tamu. Mereka datang dari Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
”Nanti ramai lagi mendekati Lebaran. Sekitar H-4 dan H-3 Lebaran. Setelah itu normal. Kembali seperti biasa,” ungkapnya. (Ony/mil)