Pasuruan, Pojok Telu
Guyuran Hujan Deras yang melanda desa legok Tidak Nenggelamkan rumah warga saja, tembok pagar perusahaan PT HDK (Harapan Desa Kita) pun ikut roboh Karena besarnya debit air sehingga pagar perusahaan ikut roboh sepanjang kurang lebih 40 meter.
Menurut keterangan dari salah satu warga sekitar, "Pagar tembok PT HDK ini roboh sudah terjadi 2x musim pehujan, beberapa waktu yang lalu dan kali ini, namun kali ini lebih parah, warga tidak seberapa peduli terhadap robohnya tembok PT HDK karena perusahaan tersebut dianggap tidak pernah ada kepedulian terhadap warga sekitar/lingkungan, bahkan warga berucap syukur alhamdulillah, karena pagarnya roboh, hal ini bukan tanpa alasan karena semua kembali kepada kepeduliann perusahaan kepada lingkungan dan perusahaan tersebut tidak pernah ada kepeduliannya terhadap lingkungan, yang ada cuma suara bissing ketika mesin potong (cutter) berjalan.
Masih dengan salah satu warga juga ex PT HDK. "Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1988 dan memproduksi pakan ternak sapi yang bahan bakunya dari sampah daun tebu, melihat perjalanannya yang begitu panjang mestinya perusahaan tersebut maju dan tumbuh pesat karena di samping dengan belinya bahan baku yang murah dari sampah, penjualnya export ke negara jepang, tentu keuntungannya sangat besar, namun menurut ketengan mantan perusahaan PT HDK tersebut terus merugi karena klaim dari pembeli selalu terjadi, " begitu ucap warga yang tidak mau di sebutkan namanya.
Salah satu karyawan PT HDK juga mengatakan, " jangankan ada kepedulian kepada warga lingkungan pak, kesejahteraan karyawan saja di abaikan, gaji kita pun di bawah stantard UMK, apalagi bagian penjemuran (borongan) kalau cuaca tidak mendukung ya kita kerja baktik, kadang seharian tidak mendapatkan apa-apa, " begitu ungkap salah satu karyawan.
PT HDK merupakan perusahaan raksasa yang di naungi oleh Sinar Mas Group (Almarhum Eka Cipta Wijaya) dan nama pemilik PT HDK adalah Fenny Wijaya yang beristrikan orang Singapura, sayangnya PT HDK di percayakan kepada orang yang salah, (SP TAN) yang berasal dari Singapura, sehingga tidak mengenal yang namanya amal dan sosial yang ada di otaknya hanyalah bisnis belaka, tidak di imbangi dengan sosial apalagi CSR malah semakin jauh dari progresnya, PT HDK dikenal pelit walau di bawah naungan Sinar Mas Group, sehingga perusahaan tetap saja begitu-begitu saja tidak ada perkembangan dan kemajuan yang signifikan, staff hanyalah di jadikan formalitas belaka tidak di berikan wewenang sepenuhnya, dan yang mengendalikan tetap SP TAN dari Singapura, dan karyawan hanyalah di jadikan sapi perah untuk mencapai keuntungan yang besar tidak di imbangi dengan kesejahteraan sesuai dengan aturan undang-undang yang ada, perusahaan PT HDK tidak banyak membawa manfaat dan maslahat bagi warga sekitar sehingga tidak heran bila banyak cobaan dan hambatan, serta tertipu oleh ex karyawannya hampir 1 milyard, banyak terpaan yang menimpa karena kurang amalnya. (Ony).
