Pasuruan, Pojok Telu.com.
Alumni SMAN 1 Bangil angkat bicara lanataran sekolah yang pernah di tempatinya untuk.mengenyam oensisikan di rubah menjadi SMAN 1 Taruna Madani
Sejumlah alumni SMAN 1 Bangil Kabupaten Pasuruan ahirnya mendatangi gedung DPRD, Senin (03/01) siang. Ditemui oleh Wakil Ketua DPRD Andri Wahyudi, dari fraksi PDIP Kedatangan para alumni ini bukan tanpa alasan, tujuan kedatangan mereka untuk menyampaikan aspirasi terkait penolakan rencana transformasi SMAN 1 Bangil menjadi SMAN 1 Taruna Madani, dan rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2022.
Menurut keterangan dari Sifak, salah alumni SMAN 1 Bangil, rencana Dinas Pendidikan (Dispendik) Provinsi Jawa Timur mengganti SMAN 1 Bangil menjadi SMAN 1 Taruna Madani tentunya harus dikaji ulang sebab dampak perubahan tersebut akan dirasakan oleh anak-anak didik di sekitar Bangil.
Mereka akan kesulitan melanjutkan jenjang yang lebih tinggi karena sistem penerimaan siswa pakai zonasi, dan secara Otomatis, penerimaan siswa baru di SMAN 1 Bangil akan berkurang tidak sedikit hampir separuh, karena akan diisi oleh siswa Taruna Madani. Lantas, mereka mau sekolah di mana?," jelasnya.
Ia menegaskan tidak anti dengan program Dispendik Jatim denganmprogram tersebut, namu yang ingin mendirikan sekolah model boarding school tersebut harus disosialisasikan terlebih duhulu kepada masyarakat dan komite agar tidak menimbulkan gejolak atau persoalan di tingkat bawah, utamanya para orang tua, karena mereka khawatir tidak bisa menyekolahkan anaknya di SMAN 1," pungkas Sifak.
Ada tiga poin penting yang menjadi tuntutan para alumni kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Bangil. Antara lain, tidak mengotak-atik sistem pendidikan SMAN, karena sekolah tersebut sudah berdiri sejak 1941. Selain itu, meminta agar dispendik melakukan sosialisasi kepada masyarakat, serta kajian ulang akademik.
Sementara Andri Wahyudi berjanji akan menyampaikan aspirasi warga melalui jalur politis. Yaitu melanjutkan aspirasi tersebut ke Fraksi PDIP DPRD Jatim.
Ia menilai, rencana Pemprov Jatim merubah SMAN 1 Bangil menjadi SMA Negeri 1 Taruna Madani patut diapresiasi. Pasalnya, sekolah itu akan mensinergikan pendidikan akademik, kesamaptaan, dan keimanan sebagai upaya untuk menciptakan SDM unggul, yang menjadi modal dasar kemajuan bangsa.
Namun, ia tak menampik hal itu menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. "Sebab, tidak dilakukannya sosialisasi terlebih dahulu, sehingga melahirkan kekhawatirkan orang tua murid, dan mereka was-was tidak bisa menyekolahkan anaknya di SMAN 1 Bangil, karena kuota penerimaan berkurang. Seharusnya dicarikan lokasi lain," ucap politikus dari PDIP tersebut. (Ony/bib).